Sebanyak 84 imigran gelap asal Timur Tengah
diamankan Polres Garut saat hendak berlayar menyeberang ke Australia dari
pantai selatan Garut, Sabtu (20/7). Dari total 84 pencari suaka ini, 75 orang
di antaranya laki-laki, 1 anak-anak, dan 8 lainnya perempuan. Kebanyakan
pencari suaka ini mengaku berasal dari Iran dan Irak.
Mereka hanya bisa berbicara Bahasa Persia dan
hanya sedikit yang dapat berbicara Bahasa Arab. Bahkan, para pencari suaka ke
Australia ini kurang fasih berbicara Bahasa Inggris.
Kapolres Garut, AKBP Umar Surya Fana, mengatakan
mereka ditangkap saat diangkut menggunakan tiga buah truk di Ciawi, kawasan
perbatasan Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong, sekitar pukul 03.00. Mereka
berencana menyeberang ke Pulau Christmas, Australia.
“Mereka tidak mau pakai Bahasa Indonesia. Kalau
dari fisik, mereka dari Timur Tengah, cuma tidak tahu apakah dari Afghanistan,
Iran, atau Palestina,” kata Kapolres saat ditemui di Mapolres Garut, Sabtu
(20/7)
Menurutnya, para pencari suaka yang tidak
memiliki dokumen keimigrasian lengkap ini langsung dibawa ke Mapolres Garut dan
diamankan di Aula Mapolres Garut. Di aula yang tengah direnovasi ini, para
imigran tidur beralaskan kardus di lantai. Beberapa di antaranya bahkan mencoba
untuk melarikan diri.
Kapolres mengatakan, masih mencari tekong atau
calo yang menjual jasa untuk menyeberangkan mereka ke Australia menggunakan
perahu nelayan. Tekong ini akan ditangkap karena melakukan tindak pidana. Tiga
truk pengangkut ini pun diamankan di Mapolres Garut sebagai barang bukti.
Menurut Umar, para imigran ini akan ditangani
oleh Kantor Imigrasi dan organisasi penanganan imigrasi. Keberadaan para
imigran di Mapolres ini, hanya untuk transit sebelum ditangani Kantor Imigrasi.
sumber: Tribun Jabar