Profil

Minggu, 21 Juli 2013

Masyarakat Sunda Sulit Lakukan Regenerasi

Saat ini, masyarakat Sunda kesulitan dalam melakukan regenerasi. Generasi muda Sunda yang peduli terhadap masalah kesundaan sangat terbatas. Hal ini bisa disebabkan kurangnya pemahaman generasi muda terhadap budaya Sunda atau generasi tua yang tidak mempersiapkan penerusnya secara sistematis.

"Proses regenerasi adalah sesuatu yang niscaya. Regenerasi memerlukan kearifan ’para sesepuh’ dan inohong Sunda serta kesiapan generasi muda Sundanya sendiri. Keduanya mesti dilakukan secara simultan. Tanpa keduanya, mustahil regenerasi akan terjadi," ujar Koordinator Komunitas Babarengan Bebenah Bangsa, Djaka Badrananya.

Menurut Djaka, untuk penyiapan generasi muda Sunda, perlu upaya kaderisasi yang sistematis dan terencana. Untuk itu, perlu kearifan generasi tua untuk merelakan sebagian perannya diberikan kepada generasi muda. "Kami meyakini, jika generasi muda Sunda diberi kesempatan maka generasi muda kita akan mampu membangun masa depan yang lebih baik," ujar Djaka yang juga Sekretaris Jenderal Badan Musyawarah Sunda (Bammus) Pusat.

Kaderisasi ini, kata Djaka, diperlukan juga dalam konteks revitalisasi budaya Sunda. "Kami berpandangan bahwa upaya dan ikhtiar yang tiada henti untuk me-review budaya Sunda agar sesuai dengan konteks kekinian perlu terus dilakukan. Budaya adalah proses yang dinamis. Ketika terjadinya pembakuan maka akan terjadi kebekuan. Hanya, dalam proses revitalisasi perlu diperjelas, wilayah mana yang dianggap tidak boleh berubah dan wilayah mana yang mesti berubah," kata Djaka yang didampingi Herman Afif.
Sumber: pikiran-rakyat.com